Senin, 06 Mei 2013

Atheis (belum selesai)



Judul Buku                  : Atheis
Pengarang                   :
Penerbit                       :
Tahun Terbit                :
Jumlah halaman           :
Kategori                      : Fiksi


Atheis

Sebuah keadaan suatu bangsa di mana terjadi perubahan suasana politik dan ideologi dialami oleh Indonesia sebelum negara kita merdeka. Peralihan kebudayaan dari feodalisme ke liberalisme menimbulkan tanggapan yang berbeda-beda tiap individu. Aku yang hidup di masa itu merasakan benar pertentangan dan berbagai macam paham yang timbul akibat liberalisme dan kolonialisme. Aku mulai merasakan hal itu saat aku bertemu Hasan, Kartini, dan Rusli.
Ketika itu, aku dan Rusli membopong Kartini di depan kantor Kunpetai, kantor penyelidikan milik orang Jepang. Kartini menangis mendengar berita kematian Hasan, mantan suaminya yang masih dikasihinya. Aku teringat ketika pertama kali aku bertemu dengan Hasan, pemuda  yang semula adalah orang yang saleh, rajin beribadah, dan alim. Hasan putra dari tokoh terkemuka di ……., Jawa Barat, yang sangat patuh pada ajaran feodalisme dan agama orang tuanya. Sampai akhirnya ia meminta diri kepada orang tuanya untuk mencari ilmu di ………….,Bandung.
Ia tinggal bersama ibu kos yang sudah tua yang rajin pula sembahyangnya. Ia memanggilnya bibi. Beliau sudah  pernah menikah enam kali dan di usia tuanya, beliau sendiri sadar dan insyaf dengan segala kesalahannya dahulu.
Hasan selalu ingat pesan orang tuanya untuk menjaga pergaulannya di kota besar tersebut. Namun, tidak disangka di kota besar ini, Hasan belajar sesuatu yang baru, sesuatu yang tidak pernah dipelajarinya, sesuatu yang membangkitkan semangat perubahan dari seorang politisi Rusli. Ia belajar mengenai pandangan Karl Marx mengenai Tuhan. Tuhan dan agama adalah ciptaan manusia. Manusia menciptakan Tuhan karena ketidakperdayaan dan keputusasaan mereka atas penderitaan yang mereka alami, akhirnya menciptakan Tuhan sebagai cahaya hati yang susah. Ajaran Rusli menganggap bahwa agama tidak memberikan pengaruh pada umat manusia dibuktikan dengan tidak pernah damainya dunia setelah berabad-abad lamanya agama hadir di tengah manusia.
Ya, Hasan belajar apa itu ateis. Selain bertemu dengan Rusli, ia bertemu dengan Kartini, yang dianggap adik oleh Rusli, gadis cantik yang sangat mirip dengan Rukmini, kekasihnya sewaktu di desa. Namun, Rukmini sudah tiada. Kartini adalah sosok yang wanita yang bangkit dari kebiasaan zaman dulu yang menganggap rendah wanita. Ia pernah dipaksa kawin dengan kakek tua oleh ibunya karena harta. Setelah suaminya meninggal, ia meninggalkan dunia kelamnya dan bergaul dengan orang-orang sejenis Rusli yang radikal. Sekarang ia mengubah penampilannya sebagai wanita karir dengan bagian pakaian yag menggoda setiap pria yang melihatnya. Sesungguhnya Hasan menyukai Kartini.
Walaupun Hasan bergaul dengan Rusli dan Kartini, ia tetap ingat akan nasihat ayahnya. Namun, setelah beberapa bulan Hasan mulai terpengaruh. Rusli selalu mengajaknya ketika ada diskusi atau perkumpulan pemuda. Ia bertemu dengan teman baru, Anwar. Anwar juga seradikal Rusli, bahkan lebih. Ia memandang bahwa teknik adalah Tuhan. Tetapi karena ia yang mengolah teknik, ia menganggap bahwa dirinya adalah Tuhan. Ia seorang yang berantakan dan bicaranya sangat kasar serta matanya selalu melirik nafsu Kartini. Hal itu membuat Hasan tidak nyaman.
Hasan selalu ikut pertemuan-pertemuan pemuda. Pemuda-pemuda di sana sangat membenci kapitalisme yang menginjak-injak kaum buruh dan petani. Oleh karena itu, mereka sangat menentang ipenjajah. Mereka tidak menyukai penjajahan Belanda saat itu. Mereka mengagumi pula sosok Karl Marx yang memotivasi mereka bertambah radikal. Semakin bertambah pula kealpaan Hasan dalam ibadahnya. Hubungan ia dengan ayahnya pun sudah putus karena perbedaan pandangan. Sebetulnya ia tidak rela harus berpisah dari orang tuanya, tetapi ia meyakini bahwa yang dianutnya adalah benar. Semua mulai ditinggalkannya dan menempuh hidup barunya, termasuk hidup bersama Kartini.
Hasan dan Kartini mulai pernikahan mereka dengan penuh cinta walaupun tidak disetujui orang tuanya. Namun, lama-kelamaan permasalahan mulai muncul. Hasan sudah mulai menggunakan tangan dan kakinya untuk menyelesaikan masalahnya dengan Kartini. Sedangkan  sejak Kartini membaca surat Hasan yang sudah lama disimpannya yang berisi bahwa sebenarnya Hasan sudah dijodohkan dengan orang lain, bertambah sakit hatinya. Setiap Hasan pulang kerja, ia selalu tidak langsung bertemu Kartini, karena Kartini selalu bertemu dengan Anwar sewaktu ia kerja.  Hasan cemburu dan setiap itu pula ia memarahi Kartini dan menganggap istrinya sudah tidak setia lagi dengannya. Sampai suatu malam puncak, Kartini tidak tahan lagi dan pergi dari rumah. Hasan menunggu Kartini pulang. Namun, tibalah surat cerai dari Kartini.
Sejak saat itu penyakit TBCnya bertambah parah dan membuat badan Hasan semakin kurus. Sewaktu itulah ia menemuiku dan memintaku membaca cerita yangberisi pengalamannya.
Ia kembali padaku dan meminta pendapatku tentang ceritanya. Namun, keadaan badannya bertambah parah saja. Ia merasa ia tidak akan hidup lama lagi. Ia merasakan siksa neraka di dunia ini. Aku berusaha menenangkan dirinya dengan mengajaknya ke jalan yang benar. Ia mengaku ia tidak pernah menyatakan dirinya sebagai ateis, karena ia merasakan adanya neraka di saat ia semakin parah. Setelah pertemuan kedua itu aku tidak pernah bertemu dengannya. Sampai kudengar ia telah meninggal dipukuli tentara-tentara Jepang.
Aku menyelidiki peristiwa apa yang menimpa teman baruku dari Kartini dan teman-teman kerjanya.
Hasan semakin takut dan bimbang, menyesali perbuatannya terdahulu terhadap ayahnya yang sekarang telah tiada karena sakit-sakitan setelah putus hubungan dengannya. Ia menyesal terhadap kehidupan yang dipilihnya.
Puncaknya, ia pergi ke sebuah penginapan untuk melindungi diri dari kejaran orang Jepang pada suatu malam. Sampai akhirnya  ia mengetahui bahwa kamar yang ditempatinya adalah kamar yang dulu dipesan Anwar bersama Kartini saat Kartini kabur dari rumah. Ia membayang-bayangkan apa yang terjadi antara keduanya di kamar itu. Ia marah. Ia lari keluar dan lari ke tengah jalan sampai akhirnya seorang tentara Jepang menembak kakinya dan ia tidak sadarkan diri lagi. Hasan tidak tahu bahwa sewaktu Kartini kabur, Anwar dan Kartini tidak melakukan apa-apa karena Kartini melarikan dari melindungi dirinya dari nafsu bejat Anwar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar